Inilah Imam Ali bin Abi Thalib as. Seorang figur dan pribadi agung di kalangan umat manusia. Dikenal akrab dengan nilai-nilai kedermawanan, kecerdasan, keadilan, kezuhudan, dan jihad. Dalam dunia Islam, tak seorang dari sahabat Rasulullah saw. yang dapat menandingi sebagian karakteristiknya ini, apalagi seluruh karakteristik tersebut. Karakteristik dan sikap-sikapnya mengungguli seluruh bangsa dunia, baik dari kalangan muslimin maupun selain muslimin. Mereka seluruhnya sepakat bahwa di sepanjang sejarah dunia Arab maupun non-Arab, tak ada seorang pun yang dapat menandinginya kecuali saudara dan putra pamannya, Nabi Muhammad saw.
Berikut ini akan kami paparkan sebagian dimensi kehidupan dan karakteristik Imam Ali bin Abi Thalib as. secara ringkas.
Sejarawan sepakat bahwa Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as. lahir di dalam Ka‘bah yang suci.[1] Tak seorang pun di dunia ini yang lahir di dalam Ka‘bah. Hal ini adalah pertanda keagungan dan ketinggian kedudukannya di sisi Allah swt. Sehubungan dengan itu, Abdul Bâqî Al-‘Amrî, seorang penyair berkata,
Engkaulah sang agung dijunjung tinggi,
Lebih agung darimu di kota Mekah tiada lagi,
Engkau dilahirkan di Baitullah yang suci.
Saudara Rasulullah saw. dan pintu kota ilmunya ini lahir di dalam rumah Allah yang paling suci. Dengan demikian Imam Ali as. dapat menerangi jalan penduduk sekitarnya, menegakkan bendera tauhid, dan menyucikan Baitullah itu dari setiap berhala dan patung. Di sana ia menjadi pengayom orang-orang asing, saudara orang-orang fakir, dan tempat berlindung orang-orang yang ditimpa kesusahan ini lahir di dalam rumah yang agung dan suci. Dalam rangka inilah Imam Ali as. dapat menebarkan keamanan, ketentraman, dan kebahagiaan dalam kehidupan mereka, serta memus-nahkan kemiskinan dari dunia mereka. Ayahnya, sang mukmin Quraisy dan singa padang pasir, menamainya Ali. Sebuah nama yang paling bagus dan indah. Sebuah nama yang tinggi dalam kedermawanan dan keje-niusan, dan tinggi pula dalam kekuatan dan potensi cemerlang di bidang ilmu pengetahuan, adab, dan keutamaan yang dianugerahkan Allah kepa-danya. Penegak keadilan Islam ini dilahirkan pada hari Jumat, 13 Rajab, 30 tahun setelah tahun Gajah, atau 12 tahun sebelum pengangkatan Rasulullah saw. sebagai nabi.[2]
Imam Ali bin Abi Thalib as. memiliki banyak gelar. Semua itu meref-leksikan keunggulan karakteristiknya. Di antara gelar-gelar itu adalah berikut ini:
1. Ash-Shiddîq (Orang yang Jujur)[3]
Imam Ali bin Abi Thalib as. memiliki delar Ash-Shiddîq (orang yang jujur), karenanya adalah orang pertama yang membenarkan Rasulullah saw. dan yang beriman kepada seluruh ajaran yang dibawanya dari sisi Allah swt.
Imam Ali as. pernah berkata: “Aku adalah Ash-Shiddîq Al-Akbar (orang jujur yang teragung). Aku telah beriman sebelum Abu Bakar beriman dan aku masuk Islam sebelum ia masuk Islam.”[4]
2. Al-Washî (Penerima Wasiat)
Imam Ali as. juga memiliki gelar Al-Washî (penerima wasiat), karenanya adalah washî Rasulullah saw. Gelar ini diberikan langsung oleh Rasulullah saw. kepadanya. Rasul saw. bersabda: “Sesungguhnya washî-ku, tempat rahasiaku, orang yang terbaik dan terutama yang kutinggalkan setelahku, pelaksana janjiku, dan yang melunasi utang-utangku adalah Ali bin Abi Thalib as.”[5]
3. Al-Fârûq (Pembeda Hak dan Batil)
Imam Ali as. diberi gelar Al-Faruq, karena beliaulah pembeda antara yang hak dan yang batil. Gelar ini disimpulkan dari beberapa hadis Rasulullah saw. yang menekankan masalah ini.
Abu Dzar dan Salman Al-Farisi meriwayatkan bahwa Nabi Mu-hammad saw. menggandeng tangan Ali seraya bersabda: “Sesungguhnya orang ini—yaitu Ali bin Abi Thalib—adalah orang pertama yang beriman kepadaku. Ia adalah orang pertama yang akan bersalaman denganku di Hari Kiamat nanti. Ia adalah Ash-Shiddîq Al-Akbar, dan ia adalah Al-Faruq umat ini yang membedakan antara yang hak dan yang batil.”[6]
4. Ya‘sûbuddin (Tonggak Agama)
Secara etimologis, Al-ya‘sûb berarti pemimpin lebah. Kemudian nama ini diberikan kepada seseorang yang menjadi pemimpin sebuah kaum. Ya‘sûb adalah sebuah gelar yang diberikan oleh Rasulullah saw. kepada Imam Ali bin Abi Thalib as. Rasulullah saw. pernah bersabda: “Orang ini—sembari menunjuk Ali bin Abi Thalib—adalah tonggak dan pemimpin (ya‘sûb) orang-orang yang beriman, sedang harta adalah tonggak dan pemimpin orang-orang yang zalim.”[7]
5. Amirul Mukminin (Pemimpin Orang-Orang Beriman)
Salah satu gelar Ali bin Abi Thalib as. yang terkenal adalah Amirul Mukminin. Gelar ini diberikan oleh Rasulullah saw. kepadanya.
Abu Nu‘aim meriwayatkan sebuah hadis dari Anas bahwa Rasu-lullah saw. bersabda: “Hai Anas, tuangkanlah air wudu untukku!” Setelah berwudu, Rasulullah saw. mengerjakan salat dua rakaat. Seusai salat, be-liau bersabda: “Hai Anas, orang yang pertama kali masuk menjumpaimu melalui pintu ini adalah Amirul Mukminin, Sayidul Muslimin, pemimpin orang-orang yang putih bercahaya, dan penutup para washî.”
Anas berkata: “Aku memanjatkan doa: ‘Ya Allah, pilihlah ia kaum Anshar.’ Aku menyembunyikan keinginanku itu. Tidak lama berselang, datanglah Ali bin Abi Thalib as. Rasulullah saw. Bertanya: ‘Siapakah orang itu, hai Anas?’ ‘Ali bin Abi Thalib, ya Rasulullah’, jawabku pendek. Mendengar jawAbânku itu, Rasulullah saw. segera bangkit untuk me-nyambut dan memeluk Ali bin Abi Thalib. Lantasnya mengusap seluruh keringat yang mengalir di wajahnya dan juga mengusap seluruh keringat yang mengucur di wajah Ali bin Abi Thalib. Ali as. bertanya (terheran-heran): ‘Hai Rasulullah, kali ini aku melihatmu tengah menerimaku sengan cara yang belum pernah kulihat sebelumnya?’ Rasulullah saw. Menjawab: ‘Apakah yang menghalangiku untuk melakukan itu? Engkau adalah orang yang akan memenuhi seluruh amanatku, menyampaikan seruanku kepada masyarakat, dan menjelaskan segala pertikaian yang mereka lakukan sepeninggalku.’”[8]
6. Hujjatullah (Hujah Allah)
Salah satu gelar agung Ali bin Abi Thalib as. adalah Hujatullah (hujah Allah). Ia adalah hujah Allah swt. untuk seluruh umat manusia yang ber-tugas memberi petunjuk mereka ke jalan yang lurus. Gelar ini pun juga diberikan langsung oleh Rasulullah saw. kepadanya. Rasulullah bersabda: “Aku dan Ali adalah hujah Allah swt. untuk seluruh hamba-Nya.”[9]
Itu adalah sebagian gelar mulia yang dimiliki oleh Imam Ali bin Abi Thalib as. Kami telah menyebutkan enam gelarnya yang lain dalam kitab kami yang berjudul Mawsû‘ah Al-Imam Amiril Mukminin (Ensiklopedia Imam Ali bin Abi Thalib as.), jilid pertama. Dalam buku ini, kami juga memaparkan julukan dan karakteristiknya secara mendetail.
Pada masa kanak-kanak, Imam Ali bin Abi Thalib as. diasuh oleh ayahnya, Abu Thalib, sang singa padang pasir dan mukmin Quraisy itu. Sang ayah adalah seorang figur dalam setiap kemuliaan, keutamaan, dan keagungan. Di samping itu, Imam Ali as. juga mengenyam pendidikan dari Ibunda tercinta, Fathimah binti Asad. Pada masa hidupnya, Fathimah adalah teladan kaum wanita dalam kehormatan, kesucian dan keluhuran budi pekerti. Sang ibunda telah mendidik anaknya dengan akhlak yang mulia, adat istiadat yang terpuji, dan tata krama yang luhur.
Nabi Muhammad saw. mengasuh Imam Ali as. sejak masih kanak-kanak. Ketika Abu Thalib, paman Rasulullah saw., tengah mengalami kesulitan ekonomi, Rasulullah pergi menjumpai dua pamannya yang lain, Hamzah dan Abbâs. Rasulullah saw. menjelaskan kondisi ekonomi Abu Thalib kepada kedua paman itu. Ia meminta agar mereka dapat membantu menanggung beban hidup yang sedang diderita oleh Abu Thalib. Kedua paman memenuhi permintaan Rasulullah. Abbâs mengambil Thalib dan Hamzah mengambil Ja‘far. Sedangkan Rasulullah saw. sendiri mengambil Ali untuk diasuh. Sejak saat itu, Ali berada di bawah asuhan dan kasih sayang Rasulullah saw. Rasulullah saw. menanamkan dasar-dasar keyaki-nan, nilai-nilai yang luhur, dan suri teladan yang terpuji dalam jiwa Ali as. Dengan demikian, Ali as. telah mengenal Islam dengan baik dan beriman kepadanya dari sejak usia muda.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh ..
BalasHapusSemoga Allah melindungi antun, melancarkan urusan antum dalam segala hal, terlebih blog bermanfaat ini untuk memperkenalkan sejarah islam kepada semua orang penikmat pembaca blog ini.
Saya tertarik dengan gambar di blog "Ayah" ini, saya mohon izin untuk menggunakan gambar ini untuk saya gunakan untuk kebutuhan kaos komunitas dakwah. Bagaimana cara saya agar gambar ini bisa saya gunakan untuk komunitas dakwah saya digunakan seterusnya? Mohon maaf minimnya pengalaman saya bernegosiasi, jika ada pengganti sebagai tenaga lelah untuk menghargai gambar ini, berapakah saya harus menghargai karya indah ini? jazakallah khair, saya tunggu kabar dari Antum.
salam
Wahyu
mohon beri saya jawaban di email wahyujobs@gmail.com
BalasHapusjazakallah khair.